Pada tanggal 5 Juli, di ruang kelas Sekolah Tionghoa perantauan di Guang Xi, tidak ada siswa hadir di kelas, tetapi di bangku pengajar tetap ada dosen senior Li Xiang yang menjelaskan poin pengetahuan dengan penuh semangat.

Li Xiang tidak menyiapkan pelajaran di kelas, tetapi beliau mengajar di tempat pribadinya secara daring. Pelatihannya didengarkan oleh lebih dari 1.000 guru bahasa Mandarin dari Indonesia, Malaysia, dan negara-negara ASEAN lainnya menggunakan ponsel atau komputer melalui Internet. Walaupun hanya menggunakan sistem daring, komentar para siswa sangat interaktif dan sangat hidup. Siswa mendengarkan dan bertanya, dari waktu ke waktu tanpa henti.

Inilah yang terjadi pada “Kelas Pelatihan Inti Guru Bahasa Tionghoa dan Kesenian” yang sedang berlangsung. Li Xiang, yang telah lama terlibat dalam pengajaran teknologi informasi, mengatakan kepada wartawan bahwa di bawah situasi pandemi ini, banyak sekolah Tionghoa di negara-negara ASEAN mencoba menggunakan metode pengajaran daring. Namun, beberapa guru tidak memiliki pemahaman yang mendalam tentang bagaimana menggunakan software sebagai pengajaran, mengembangkan aplikasi teknologi informasi dan multimedia mereka sendiri. Kursus seperti produksi courseware ini sangat populer.

Penulis pada saat mengikuti kelas juga aktif bertanya, seperti: “bagaimana cara menyajikan pembelajaran langsung melalui daring?”, “bagaimana cara mengadakan konferensi video?”, dan “bagaimana memproses gambar dan mengedit dokumen secara online?” ini adalah masalah yang harus diperhatikan untuk para siswa. Beberapa guru juga mengajukan pertanyaan secara langsung untuk berkomunikasi dengan Li Xiang melalui kamera video. Kursus yang berlangsung satu setengah jam yang semula direncanakan, diperpanjang menjadi lebih dari dua jam tanpa disadari.

“Sebelumnya, ketika kelas awal dimulai, hanya ada 100 siswa yang mendengarkan paling banyak. Pengajaran “online” tidak dibatasi oleh waktu atau ruang, dan dapat bermanfaat bagi ribuan orang,” kata Li Xiang.

Di sisi lain dari daring juga menghubungkan guru-guru asal Tiongkok yang bersemangat untuk meningkatkan para siswa untuk menonton dan belajar, serta belajar konsep dan metode pengajaran baru. “Meskipun kami tidak dapat mengambil kelas di Tiongkok secara langsung, kami juga telah menguasai banyak keterampilan pengoperasian software dan metode pengajaran menarik yang tidak kami ketahui sebelumnya”. Chen Yi Hong, seorang guru di Yong Chun Chinese Language Center di Surabaya, Indonesia, mengatakan kepada wartawan melalui Wechat.

Chen Yi Hong mengatakan bahwa di bawah pandemi, lembaga pendidikan Tionghoa Indonesia telah mengadopsi metode pengajaran online, tetapi bagaimana meningkatkan perhatian dan minat belajar siswa di depan layar adalah masalah yang sulit bagi para guru. Permainan online dan metode pengajaran lainnya yang dipelajari dalam pelatihan ini sangat praktis dan sangat mengesankan, dan selanjutnya akan digunakan dalam pengajaran sehari-hari.

Kursus pelatihan ini dilaksanakan berkat kerjasama Guang Xi Overseas Chinese School dan Lembaga Pendidikan Bahasa Tionghoa di Jawa Timur. Bapak Su Xian Yuan yang merupakan ketua pelaksana Badan Koordinasi Pendidikan Tionghoa Jawa Timur Indonesia, mengatakan bahwa selama pandemi, pengajaran online adalah tren umum, tetapi penerapannya di Indonesia teknologi pengajaran media online masih baru sekali, sehingga kursus pelatihan ini memang sangat tepat, dan yang memang dibutuhkan oleh para guru.

Mr. Dai Dai, wakil direktur Kantor Pendidikan Tionghoa Sekolah Tionghoa Luar Negeri Guang Xi, memperkenalkan bahwa sebagai salah satu dari lima sekolah Tionghoa perantauan di Tiongkok, acara ini diselenggarakan untuk menggunakan waktu musim panas guna membantu para guru Tionghoa ASEAN meningkatkan keterampilan mengajar mereka.

 

 

(Sumber: Chinanews)

_________________________________________________________

7月5日,广西华侨学校一间宽敞的教室内,课桌前没有一个学生,但讲台上,高级讲师李想却津津乐道地讲解着知识点。

李想并不是在备课,而是现场教学,他的课程正通过网络,被1000多名远在印尼、马来西亚等东盟国家的华文教师们,利用手机或电脑聆听。在软件后台,评论互动区十分热闹,学员们边听边提问,并不时点赞……

这是正在举行的“海外华文教师与社团骨干才艺进修班”上发生的情景。长期从事信息化专业教学的李想告诉记者,疫情之下,东盟各国许多华校尝试使用线上教学方式,但是,一些老师对如何使用教学软件了解不深,自己开发的信息化技术应用、多媒体课件制作等课程,十分受欢迎。

记者在课堂上看到,“如何直播上课”“如何举行视频会议”“如何在线处理图片、编辑文档”等,是学员们最为关心的问题;有的学员还申请通过视频,与李想面对面交流。原计划一个半小时的课程,不知不觉中,延长到两个多小时。

“以前一次开课,最多只有100多个学生听,‘云端’教学则不受时间、空间限制,能让成千上万的人受益。”李想说。

“云端”另一头连接的是渴望提升的华文教师,他们边看边学,学习新的教学理念和方法。“虽然不能亲身到中国上课,但我们也掌握了许多之前不会的软件操作技巧,以及有趣的授课方式。”印尼泗水永春汉语中心教师陈亿宏通过微信对记者说。

陈亿宏表示,疫情之下,印尼华教机构纷纷采用网络方式教学,但如何提升屏幕前学生的注意力和学习兴趣,是困扰授课老师的难题。此次培训学中学到的在线小游戏等教学方法,很实用,印象非常深刻,接下来将应用于日常教学中。

此次培训班由广西华侨学校与印尼有关华教机构共同主办,印尼东爪哇华文教育统筹机构常务主席苏先源表示,疫情时期,开展线上教学是大势所趋,但印尼对于网络媒体教学技术的应用正处于起步阶段,此次培训的课程设计很有针对性,是老师们需要的。

广西华侨学校华教办副主任戴岱介绍,作为中国五所侨校之一,举办此次活动旨在利用暑期时间,帮助东盟华文教师提升教学技能。培训班根据学员需求,新开设“多媒体信息技术”“疫情期间中医养身”等专题课程,每天加入课堂的学员人数都有增加,“如何进行网络教学”等热门课程点击回放量已超过2万次。(来源:中新网)